PENGALAMAN MENEMANI AYAH DSA (PART 1)

Halo! Kayaknya sudah berapa purnama nih gak ngepost *lebay* HAHA. Memang ya segala sesuatu itu harus dijadwalkan, kalo engga jadi nya kayak saya ini, padahal udah banyak konten yang ingin ditulis eh tapi apa daya HAHA, si lupa dan malas berkombinasi menghambat niatan untuk menulis *alasan klasik HAHA*. Oke lanjut, pada postingan ini saya akan menuliskan pengalaman saya ketika menemani ayah menjalani tindakan DSA. Wow, apa itu DSA?

Digital Subtraction Angiogram atau DSA awalnya adalah teknik yang dilakukan untuk menggambar pembuluh darah, dengan menyemprotkan zat kontras (iodine) agar bisa dideteksi oleh alat X-ray melalui film. DSA bisa diaplikasikan pada pembuluh jantung, kepala, kaki, perut, hati, dll. Penggunaan iodine dikarenakan cairan tersebut terlihat jelas pada X-ray, serta dapat dengan mudah diserap dan dikeluarkan oleh tubuh. (dikutip dari laman Eka Hospital, klik untuk melihat artikelnya).

Lalu pada tahun 2003, seorang dokter hebat di Indonesia menemukan metode terbaru yang mana beliau memodifikasi alat/metode DSA yang sudah ada menjadi suatu alat DSA yang dapat menyembuhkan penyakit stroke, nah metode nya dinamakan Brainwash/ "Terapi Cuci Otak". Nah nama dokternya itu adalah Bapak Mayjen. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (oke mohon maaf kalau ada kesalahan penulisan ya). 


Sebuah banner di salah satu sudut ruangan, yang berisikan
garis besar mengenai disertasi dr. Terawan

(sumber : dokumentasi pribadi)

Dikutip dari artikel online (sumber = www.msn.com / klik untuk melihat berita), Metode/Terapi cuci otak ala dr. Terawan ini biasa disebut dengan brain flushing, diperkenalkan pertama kali dalam disertasi beliau yang bertajuk "Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis". Beliau menerapkan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi alat DSA konvensional yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya teknik ini sudah ada sejak tahun 90-an. Modifikasi yang dilakukan guna untuk mengurangi paparan radiasi. Menurut beliau setelah dimodifikasi ini paparan radiasi nya dapat diredam hingga 1/40 dari jumlah radiasi biasa di luar negeri loh. Teknik nya sendiri hanya memasukkan kateter ke dalam pembuluh paha melalui bagian pangkal paha. (Berdasarkan paparan dr. Terawan kepada VIVA saat diwawancara April 2013). Nah flushingnya sendiri itu dengan menyemprot aliran darah yang tersumbat dengan air yang mengandung sodium chloride. 

Memang sih kalau kalian baca berita-berita, ada yang pro dan kontra mengenai metode ini. Namun mohon maaf, dalam postingan saya tidak akan dibahas yah mengenai teori-teori yang lebih mendalam apalagi masalah pro-kontra nya karena saya sendiri tidak memiliki latar belakang ilmu kesehatan dan niatan murni hanya ingin berbagi pengalaman saja. Oke sekian dulu, sampai jumpa pada postingan selanjutnya! :)


Komentar

Postingan Populer